Published On:Sunday, February 24, 2013
Posted by Fuad Heriansyah
Sistem Penyulang Distribusi Lambaro
BAB IV
SISTEM PENYULANG DISTRIBUSI LAMBARO
Pendistribusian energi listrik di suatu wilayah haruslah memiliki suatu sistem yang bertujuan, disaat terjadinya gangguan jaringan mudah untuk terdeteksi dan cepat di tanggulangi serta menghindari pemadaman listrik yang terlalu lama bagi daerah yang tidak terganggu. Untuk pendistribusian energi listrik dilambaro digunakan sistem pengalihan beban, apa bila terjadi suatu gangguan jaringan tegangan menengah di suatu daerah mengakibatkan padamnya penyulang maka untuk jaringan yang terganggu dapat terisolir arus dengan cara saklar LBS dibuka maka jaringan tegangan menengah (JTM) akan terhubung sehingga pemadaman tidak terjadi lagi.Pengalihan beban dapat dilakukan antar penyulang, misalnya gangguan terjadi pada jaringan tegangan menengah yang disuplay dari penyulang PDAM maka seluruh trafo distribusi yang lain akan menyuplay arus ke jaringan tersebut, sehingga penyulang yang terganggu akan menampilkan indikasi gangguan.
Sedangkan untuk pengisoliran jaringan sementara untuk daerah yang terganggu dapat dilakukan dalam rentan waktu yang tidak lama. Untuk penormalan kembali jaringan tersebut dapat dilakukan dengan memasukan penyulang yang jatuh dan apabila terjadi di ujung jaringan , bila gangguan terjadi di pangkal jaringan maka penyulang yang terganggu tidak dapat dimasukkan sehingga untuk beban pada ujung jaringan dialihkan dari penyulang Lubuk dengan memasukan saklar LBS yang terdapat pada ujung jaringan. Oleh karena itu setengah dari jaringan Serambi yang rusak akan di suplay dari penyulang Lubuk sampai penyulang PDAM selesai diatasi.
Energi listrik dilambaro dikirim melalui Gardu Induk (GI) yang ada dilamreung dan PLTD Sektor Lueng Bata kemudian di kirim ke Gardu-gardu Hubung yang ada di lambaro. Pada gardu hubung energi listrik masuk melalui In Comingnya masing-masing dan diteruskan ke penyulang-penyulang yang ada pada gardu hubung tersebut.
Setelah energi listrik masuk ke penyulang-penyulang, kemudian disuplay ke trafo-trafo distribusi yang ada pada Jalur Tegangan Menengah (JTM), maupun melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR), kemudian trafo distribusi barulah menyuplay energi listrik ke pelanggan-pelanggan dengan tegangan 380 V antara fasa ke fasa dan 220 V antara fasa ke netral.
Untuk pendistribusian energi listrik di wilayah Lambaro terdapat satu Gardu Hubung (GH) serta beberapa penyulang pada masing-masing cubicle diantaranya:
PT.PLN (PERSERO) RANTING LAMBARO
Gardu Hubung (GH) Lambaro memiliki tujuh buah penyulang :
4.1 Penyulang PDAM
Penyulang PDAM mendistribusikan energi listrik ke satu buah trafo yang terpasang di sepanjang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan beban puncak penyulang pada siang hari sebesar 563 KW dan pada malam hari sebesar 564 KW.
Pada jaringan SUTM penyulang PDAM tidak dipasang LBS mengingat jaringan yang tidak terlalu luas dan beban yang belum besar sehingga jika terjadi gangguan dapat segera ditangulangi.
4.2 Penyulang Lubuk
Penyulang Lubuk mendistribusikan energi listrik ke sembilan belas trafo dengan beban puncak pada siang hari 819 KW dan pada malam hari 1049 KW, untuk penyulang ini terpasang satu buah LBS dengan posisi terbuka (NO) .
Apabila terjadi gangguan pada penyulang lubuk A maka beban penyulang lubuk A dapat dialihkan dari penyulang lubuk B dengan cara menutup LBS yang terpasang, sehingga jaringan SUTM penyulang lubuk A dan B akan terkoneksi.
4.3 Penyulang Serambi
Penyulang serambi mendistribusikan energi listrik ke tujuh belas buah trafo yang terpasang di sepanjang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), beban puncak penyulang pada siang hari sebesar 865 KW dan pada malam hari sebesar 791 KW. Pada penyulang serambi memiliki satu buah LBS dan satu buah fuse/CO jaringan. LBS yang terpasang di sepanjang jaringan penyulang serambi dan diantaranya dengan posisi tetutup (NC) dan satu posisi terbuka (NO).
4.4 Penyulang Blang Bintang
Penyulang blang bintang mensuplay energi listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) tiga puluh trafo distribusi. Pada jaringan penyulang blang bintang terdapat satu buah LBS yang berfungsi sebagai penutup dan pembuka apa bila ada pekerjaan jaringan di sepanjang jalan blang bintang.
Penyulang blang bintang memiliki beban puncak pada siang hari sebesar 917 KW dan pada malam hari sebesar 906 KW.
4.5 Penyulang Expres Jantho
Penyulang Expres jantho mendapat suplay energi listrik dari Gardu Induk (GI), kemudian diteruskan mendistribusikan energi listrik ke dua buah trafo yang terpasang disepanjang jaringan SUTM.Beban puncak penyulang pada siang hari 1250 KW dan pada malam hari 1444 KW.
4.6 Penyulang Lampenerut
Penyulang lampenerut mendistribusikan energi listrik ke empat puluh delapan trafo distribusi yang dipasang sepanjang jaringan SUTM dengan beban penyulang pada siang hari sebesar 1340 KW dan pada malam hari 1364 KW.
4.7 Penyulang Indrapuri
Penyulang indrapuri mendistribusikan energi listrik ke dua puluh delapan trafo, Beban puncak pada siang hari 1253 KW dan pada malam hari 1569 KW.
Jaringan SUTM menghubumgkan trafo distribusi dengan penyulang dan terpsang satu buah LBS, dengan posisi yang tidak tertutup (NC) yang berfungsi
sebagai pemisah jaringan yang terganggu dan yang tidak terganggu, dan jika terjadi gangguan tidak terjadi pemadaman dalam waktu yamg lama.